Friday, February 10, 2012

JIhad, Jangan Berlebihan Doong..!!!

Asy-Syaikh Muhammad Basyir Al-Ibrahimi1 mengatakan:
“Sesungguhnya Palestina adalah titipan Nabi Muhammad kepada kita, amanah Umar bin Khaththab yang berada dalam tanggungan kita, serta perjanjian Islam yang terletak di leher-leher kita. Maka jika Yahudi mengambilnya dari kita sementara kita ini adalah sekumpulan (umat), benar-benar kita merugi.”
Beliau juga mengatakan:
“Alangkah meruginya Palestina…. Apakah orang yang tidak memilikinya yang menjualnya, dan orang yang tidak berhak terhadapnya yang membelinya? …. Alangkah terhinanya Palestina…
Mereka mengatakan: Sesungguhnya Palestina adalah tempat ibadah tiga agama samawi dan kiblat ketiga agama tersebut. Bila apa yang mereka katakan itu benar –dan itu memang benar– tentu orang yang paling berhak mendapatkan amanah terhadapnya adalah bangsa Arab. Karena mereka adalah kaum muslimin, di mana Islam menghendaki penghormatan terhadap kitab-kitab samawi dan ahli kitab serta mengharuskan beriman kepada seluruh nabi dan rasul. Islam juga menjamin pelaksanaan syiar Yahudi dan Nasrani. Bukankah Yahudi yang mendustakan para nabi dan membunuh mereka serta menyalib –menurut pengakuan mereka– Nabi ‘Isa yang benar, serta mengusir para sahabatnya dari Palestina, lagi kafir terhadap Nabi Muhammad setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan?” (Majalah Al-Basha`ir, edisi 22 tahun 1948 M, dinukil dari buku As-Salafiyyun wa Qadhiyatu Filistiin)
Asy-Syaikh Ahmad Syakir2 mengatakan:
“Sesungguhnya Inggris telah mewariskan besi (kekerasan) dan api (permusuhan) di Palestina untuk melindungi permasalahan yang merugikan dan untuk membela umat yang tidak akan tegak, serta tidak akan memiliki daulah (negara)…
Sesungguhnya orang-orang yang hina itu (Yahudi), telah Allah tetapkan pada mereka untuk selalu terusir. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengusir mereka dari kota Madinah. Lalu Umar Al-Faruq mengusir mereka dari Hijaz. Kemudian muslimin mendiamkan mereka, bahkan melindungi mereka saat mereka tertekan dan lemah. Maka ketika mereka kembali kepada jalan hidup mereka, berupa kejahatan dan permusuhan, Allah pun akan mengembalikan pengusiran itu, sehingga mereka terusir oleh Jerman dan Italia dari negeri mereka. Dan akhir perjalanan mereka –insya Allah– adalah kaum muslimin akan mengusir mereka dari seluruh negeri Islam….
Dan sungguh tokoh petinggi Muhammad ‘Ali Alubah Basya dalam Muktamar kemarin mengatakan kalimat yang saya harap selalu kita ingat: ‘Hendaknya Yahudi mengetahui, jika mereka bergembira saat ini dengan kemenangan yang bersandar kepada ‘tombak’ yang bukan milik mereka, mereka niscaya akan kalah di saat ‘tombak’ ini hilang dari mereka. Peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam sejarah telah banyak. Dan kesempatan akan datang, tidak diragukan lagi. Dan barangsiapa memberi peringatan maka dia telah mendapat hujjah…’.”
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan: Bagaimanakah solusi untuk masalah Palestina yang semakin hari semakin rumit dan ganas?
Jawab: “Sesungguhnya seorang muslim demikian banyak tersakiti serta prihatin sekali dengan memburuknya masalah Palestina, dari keadaan yang buruk ke arah yang lebih buruk. Semakin hari semakin runyam. Sehingga sampailah pada kondisi (seperti) di masa-masa akhir ini, dengan sebab perselisihan negara-negara tetangganya dan tidak teguhnya mereka dalam satu barisan untuk menghadapi musuhnya, serta tidak konsistennya mereka dengan hukum Islam yang dengan itulah Allah kaitkan kemenangan mereka. Serta dengan itulah Allah janjikan pemeluknya untuk menggapai kekhilafahan dan kemapanan di muka bumi. Hal itu mengindikasikan bahaya besar dan dampak yang berbahaya bilamana negara-negara tetangga itu tidak segera menyatukan barisan mereka lagi dari awal, serta konsisten dengan hukum Islam dalam menghadapi masalah yang telah menjadi persoalan mereka dan persoalan dunia Islam seluruhnya ini.
Di antara yang perlu saya garisbawahi pada kesempatan ini bahwa masalah Palestina adalah masalah Islam, sejak awal hingga akhirnya. Namun musuh-musuh Islam berupaya kuat untuk menjauhkan masalah ini dari garis Islam dan memahamkan kepada kaum muslimin yang bukan bangsa Arab, bahwa itu hanya masalah orang Arab. Tidak ada kaitannya dengan non-Arab. Dan pada taraf ini, nampaknya mereka berhasil dalam upayanya. Oleh karena itu, saya menilai tidak mungkin (kita) sampai pada titik penyelesaian masalah tersebut kecuali dengan memandang bahwa itu adalah masalah Islam, dan dengan saling kerjasama antara sesama muslim dalam menyelamatkannya, serta berjihad melawan Yahudi dengan jihad yang Islami. Sehingga bumi (Palestina) dikembalikan kepada pemiliknya dan warga Yahudi itu pun pulang kembali ke negara asalnya. Sementara penduduk asli Yahudi tetap tinggal di negeri mereka di bawah hukum Islam, bukan hukum komunis atau sekuler. Dengan itu, kebenaran akan menang dan kebatilan akan terhina, serta pemilik negeri tersebut kembali ke negeri mereka di atas hukum Islam, bukan yang lain. Allah-lah yang memberi petunjuk.” (Diambil kumpulan fatwa beliau dengan sub judul Yajibu Tahkim Asy-Syar’i fil Khathifin)
Beliau mengatakan juga:
“Telah saya jelaskan di sana (surat kabar Al-Muslimun, 19/8/1415 H bertepatan dengan 20/1/1995 M) bahwa yang wajib dilakukan adalah berjihad melawan kaum musyrikin dari kalangan Yahudi dan yang lainnya bila ada kemampuan, hingga mereka masuk Islam atau membayar jizyah (semacam upeti) jika mereka memang pantas diambil jizyah dari mereka, sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi. Namun ketika kaum muslimin tidak mampu untuk itu maka tidak mengapa dilakukan perjanjian damai yang menguntungkan kaum muslimin serta tidak menistakan mereka, dalam rangka mencontoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dalam peperangan atau perdamaiannya, serta dalam rangka berpegang dengan dalil-dalil syar’i yang bersifat umum maupun khusus dalam masalah ini, serta berhenti padanya. Inilah jalan keselamatan serta jalan kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia maupun akhirat.” (Majalah Al-Mujtama’ edisi 1140 tanggal 6/10/1415)
Pertanyaan: Apa hukumnya orang yang memasang bom pada tubuhnya, dengan tujuan membunuh sekelompok orang Yahudi?
Jawab: Pandangan saya –dan kami telah peringatkan masalah itu bukan hanya sekali– bahwa ini tidak benar, karena hal ini termasuk bunuh diri. Sementara Allah berfirman:
وَلاَ تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
“Dan janganlah kalian membunuh diri kalian.” (An-Nisa`: 29)
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu maka dia akan diadzab dengannya di hari kiamat.”
(Seseorang hendaknya) berusaha untuk menjaga dirinya, dan apabila disyariatkan jihad maka hendaknya berjihad bersama muslimin. Sehingga apabila terbunuh maka alhamdulillah. Adapun dia membunuh dirinya dengan memasang ranjau/bom pada dirinya sehingga terbunuh bersama mereka atau melukai dirinya bersama mereka (adalah) salah, tidak diperbolehkan. Akan tetapi berjihad adalah bila disyariatkan jihad bersama muslimin. Adapun apa yang dilakukan pemuda-pemuda Palestina, maka itu salah, tidak boleh. Hanyalah yang wajib mereka lakukan adalah berdakwah kepada jalan Allah, taklim dan bimbingan serta nasihat tanpa melakukan perbuatan tersebut. (Dinukil dari buku Fatawa Al-A`immah Fin Nawazil Al-Mudlahimmah, hal. 179)
Fatwa Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi3
Tanya: Anda menjawab bahwa jihad terbagi menjadi dua, jihad thalab (yang bersifat menyerang –ofensif) dan Anda telah menerangkannya dengan keterangan yang cukup, walhamdulillah. Tinggal bagian yang kedua, seandainya Anda berkenan untuk menjawabnya –jazakumullah khairan.
Jawab: Adapun jihad daf’i (bersifat mempertahankan diri –defensif) yang telah dibicarakan ulama dan ditetapkan oleh mereka bahwa itu hukumnya fardhu ‘ain…. Apa itu artinya? Yaitu musuh-musuh Islam menjajah salah satu negeri muslimin, maka wajib atas penduduk negeri itu bangkit membendung musuh ini dan mengusirnya dari negeri mereka. Dan hendaknya mereka terus melawan selama jumlah mereka tidak kurang dari setengah jumlah musuh yang memerangi dan menjajah. Bila jumlah mereka kurang dari jumlah ini, maka menjadi kewajiban negara tetangganya untuk ikut serta dalam jihad, dan itu menjadi fardhu ain atas mereka juga seluruh masyarakat Islam untuk bekerja sama dengan mereka semampunya. Akan tetapi mereka harus mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka harus melakukan persiapan untuk mengusir musuh. Bukan seperti keadaan Palestina sekarang. Penduduk Palestina belum menggelar persiapannya. Bahkan masyarakat Arab Islam yang bertetangga dengannya juga belum melakukan persiapan untuk mengusir musuh-musuh Allah baik dari kalangan Yahudi dan yang lainnya. Yakni di saat Yahudi menjajah Palestina muncullah syiar-syiar jahiliah, nasionalisme, sosialisme, dan seterusnya, yang semestinya mereka bertaubat kepada Allah dari hal itu, dan kembali kepada-Nya agar berhak mendapatkan janji Allah berupa pertolongan-Nya atas musuh-musuh Allah. Tapi justru mereka menyambut ideologi-ideologi ini, nasionalisme, sosialisme, ba’ts dan seterusnya. Maka golongan-golongan seperti ini tidak akan mendapat kemenangan, dan jihad mereka tidak Islami. Oleh karena itu, jihad di Palestina sampai sekarang bukanlah jihad yang Islami, tetapi atas nama nasionalisme dan kebangsaan.4
Jika kaum muslimin kembali kepada jalan Allah dan bertaubat kepada-Nya lalu mereka mentarbiyah diri-diri mereka, anak-anak mereka dan pasukan mereka di atas tauhidullah yang murni serta terdidik di atas jihad demi menegakkan kalimat Allah supaya tinggi, ketika itulah insya Allah mereka dapat mengusir musuh itu.
Dan realita Palestina sekarang, (mereka) memerangi musuh yang cukup berbahaya ini, yang bersenjatakan teknologi tercanggih dan mutakhir dengan didukung negara-negara Eropa dan Amerika. Sementara Palestina tidak ada yang mendukung mereka, satu negarapun. Maka pandangan saya bahwa termasuk dari sikap terburu-buru dan tidak cerdas bila engkau perangi musuh tersebut dengan bebatuan (intifadha, ed.). Termasuk kebodohan yang ditolak Islam dan ditolak orang yang berakal (di mana) musuhmu bersenjatakan senjata yang paling ampuh dan canggih, pesawat tempur, tank, rudal, nuklir, dan seterusnya, sementara engkau tidak punya kecuali batu, dan engkau lawan dengannya.
Saya berpandangan, sekarang bila musuh menyerang rumah-rumah penduduk yang aman, serta keluarga mereka, maka wajib bagi mereka membela diri. Sampai-sampai saya ditanya oleh orang Palestina: “Bila mereka (musuh) menyerang kami, apa yang kami lakukan?” Saya jawab: “Perangi mereka jika mereka menyerangmu dan keluargamu. Lawan dengan segala yang engkau bisa, baik dengan batu atau tongkat, sampaipun dengan kuku-kuku dan gigi-gigimu.” Maka saya katakan rakyat Palestina ini, kalian jangan mencoba menyulut musuh ini sementara kalian dalam keadaan selemah-selemahnya. Dan pada derajat kelemahan terendah, janganlah kalian memanasi mereka. Mulailah dengan taklim, didiklah dengan manhaj Islam yang benar, niscaya Allah akan jadikan untuk kalian jalan keluar dan solusi. Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.” (Ath-Thalaq: 2)
Maka wajib bagi kalian untuk mengikhlaskan niat dan wajib mentarbiyah diri dan anak kalian di atas tauhidullah sehingga kalian mendapatkan hak kemenangan dari Allah. Lalu siapkan persenjataan ketika kalian angkat bendera jihad, niscaya Allah akan menolong kalian. Inilah yang mungkin aku katakan seputar jihad ini. Dan aku memohon kepada Allah tabaraka wa ta’ala agar memberikan taufiq-Nya kepada kaum muslimin untuk bertaubat kepada Allah dan kembali kepada-Nya, agar Allah angkat kehinaan ini dari mereka. Kejayaan, pertolongan dan lenyapnya kehinaan, itu semuanya tergadai dengan kembalinya mereka kepada jalan Allah secara benar, (jalan) yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Bila ini terwujud, insya Allah kaum muslimin akan diberi mahkota kemenangan pada pertempuran manapun yang mereka lakukan melawan musuh Allah:
وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوا لَوَلَّوُا اْلأَدْبَارَ ثُمَّ لاَ يَجِدُوْنَ وَلِيًّا وَلاَ نَصِيْرًا. سُنَّةَ اللهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللهِ تَبْدِيْلاً
“Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) menolong. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.” (Al-Fath: 22-23)
Ini adalah sunnatullah, tidak akan meleset selamanya, sunatullah al-kauniyyah (ketetapan Allah pada alam ini). Maka bila kita lakukan sunnah syar’iyyah (ketetapan Allah pada syariat-Nya) yang kita diminta melakukannya, niscaya akan datang sunnatullah al-kauniyyah yaitu janji Allah untuk menang terhadap musuh dan mendapatkan kemenangan di atas musuh.
Maka bila kalian sungguh-sungguh dalam memerangi Yahudi dan selain mereka, hendaknya memakai senjata ini, senjata aqidah. Setelah itu baru senjata fisik. Adapun sekarang, senjata iman lemah –tidak saya katakan tidak ada– lemah sekali, jauh dari tingkatan yang dimaukan. Sementara senjata fisik tidak ada. Kalau begitu, belum waktunya jihad… Adapun persatuan Arab yang berlandaskan nasionalisme Arab, kebangsaan jahiliah, (maka Nabi bersabda:) “Bukan dari golongan kami orang yang mengajak kepada ashabiah (fanatik kesukuan) atau berperang karena ashabiah”, atau berperang di bawah bendera ‘immiyyah (kesesatan). Bendera ‘immiyyah yang tergabung padanya Nasrani, Yahudi bila dia punya toleransi, masuk pula padanya komunis, masuk padanya sekuler. Ini bila kita angkat bendera kearaban. Orang yang mengangkat bendera ini apakah menjadi syahid?! Sekali-kali tidak! Orang yang berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi itulah yang di jalan Allah. Demi Allah, Yahudi dan Nasrani benar-benar bertepuk tangan terhadap identitas kearaban karena mereka paham benar bahwa tidak akan mengalahkan mereka kecuali Islam yang Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang membawanya. Islam yang dengannya terbukalah daerah-daerah di dunia ini. Islam yang dengannya pemelukya menang di atas segala bangsa dan agama….” (Kaset Aqwal ‘Ulama Fil Jihad Al-Mu’ashir)
————————————————————–
1 Salah seorang anggota Jum’iyyah Ulama di Aljazair.
2 Seorang pakar hadits sekaligus hakim di Mesir.
3 Mantan Ketua Jurusan As-Sunnah pada Fakultas Hadits, Universitas Islam Madinah.
4 Anehnya, justru pada tahun 1946 Hasan Al-Banna berceramah di hadapan tim gabungan Amerika dan Inggris dalam urusan Palestina, yang di antara isinya: “…Sisi yang akan saya bicarakan adalah sebuah titik yang sederhana dari sisi pandang agama. Karena titik ini bisa jadi tidak dipahami oleh bangsa Barat. Oleh karena itu, saya hendak menjelaskannya dengan ringkas. Saya tetapkan bahwa permusuhan kami dengan Yahudi bukan dari sisi agama, karena Al-Qur`an menganjurkan untuk bersahabat dan berkawan dengan mereka. Dan Islam adalah syariat kemanusiaan sebelum syariat kebangsaan. Juga Al-Qur`an telah memuji mereka dan menjadikan antara kita dengan mereka ikatan… Ketika kami menentang hijrah Yahudi dengan segala kekuatan kami, adalah karena hal tersebut mengandung bahaya secara politis dan merupakan hak bagi kami, Palestina menjadi negara Arab.” (Ikhwanul Muslimin Ahdatsun Shana’at Tarikh)
Ternyata ideologi ini diwarisi Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, di mana ia mengatakan: “Jihad kami melawan Yahudi bukan karena mereka Yahudi. Sebagian saudara yang menulis dalam masalah ini dan berbicara tentangnya menganggap bahwa kita memerangi Yahudi karena mereka itu Yahudi. Kami tidak memandang demikian. Sehingga kita tidak memerangi Yahudi disebabkan aqidah, namun kita memerangi mereka dikarenakan tanah. Kita tidak memerangi orang kafir karena mereka itu orang kafir, namun memerangi mereka karena mereka telah merampas tanah dan negeri kita serta mengambilnya dengan cara yang tidak benar.” (Majalah Ar-Rayah edisi 4696, 24 Sya’ban 1415 H, bertepatan 25 Januari 1995 M, dinukil dari buku Dhalalat Al-Qaradhawi hal. 8)
Diambil dari Majalah Asy Syariah Vol.III/No.31/1428H/2007M

Misteri Bangunan Mahkamah Agung Israel

Mahkamah Agung Israel diciptakan oleh satu keluarga elit: para Rothschild. Dalam perundingan dengan Israel, mereka telah sepakat untuk menyumbangkan gedung di bawah tiga syarat: Rothschilds menentukan bidang tanah yang dipilih, mereka akan menggunakan arsitek mereka sendiri bahkan tidak ada seorang pun akan tahu harga konstruksi. Alasan mereka cukup jelas: gedung Mahkamah Agung adalah Kuil Misteri Agama Masonik dan dibangun oleh elite, untuk elite.
Dibangun pada tahun 1992, Mahkamah Agung Israel bertempat di Yerusalem, di depan Knesset (parlemen Israel). arsitektur khas Its telah menerima pujian kritis karena oposisi arsitek ‘cahaya tua versus baru, bayangan dan garis-garis lurus versus kurva. Hampir semua kritikan dan dari wartawan namun tidak menyebut simbol-simbol okultisme yang secara terang-terangan hadir di seluruh bangunan. Dan prinsip-prinsip Masonik Illuminati secara fisik diwujudkan dalam berbagai hal, tanpa keraguan membuktikan bahwa merekalah yang mengelola disana.

Rumah para Rothschild
Keluarga Rothschild adalah dinasti internasional Jerman keturunan Yahudi yang mendirikan perbankan di seluruh dunia dan operasi keuangan. Para keturunan dari Amschel Mayer Rothschild (1744-1812) sudah menyebar ke seluruh Eropa dan menjadi aktor utama dalam kehidupan, sosial, politik dan ekonomi di benua itu. Dengan merajut hubungan dekat dengan elite Inggris, Austria, Prancis dan Italia, Rothschilds menjadi kekuatan tersembunyi dalam peristiwa yang paling politis dari abad terakhir. Alternatif sejarawan mengatakan mereka adalah bagian dari 13 garis keturunan yang terkenal dari Illuminati, bersama dengan Rockefeller dan Duponts.
The Rothschilds adalah salah satu pencetus gerakan Zionis dan aktor yang paling aktif dalam pembentukan negara Israel. James A. de Rothschild dibiayai Knesset, bangunan utama politik Israel. Tepat di depannya duduk Mahkamah Agung Israel, yang disumbangkan oleh anggota lain dari dinasti: Dorothy de Rothschild.
Lukisan di pintu masuk Mahkamah Agung - The Rothschilds dengan Shimon Peres dan Ishak Rabin
Di bidang umum yang sama dari Yerusalem oleh karena itu kita dapat menemukan Knesset dan Mahkamah Agung, dibangun oleh Rothschilds dan, setelah layline tegak lurus, beberapa blok, duduk Museum Rockefeller (keluarga elit lainnya). Anda mungkin mulai mengerti siapa yang memiliki daerah ini sekarang.
Jerry Golden menulis beberapa tahun yang lalu di Mahkamah Agung Israel. Ketika Anda mempelajari jenis-jenis bangunan, Anda dengan cepat menyadari bahwa tema yang sama pasti muncul kembali: pencahayaan, piramida, pendakian, nomor 13 atau 33, tiang / simbol yonic, dll. Gedung ini memiliki semuanya dan banyak lagi.

Jalan menuju Iluminasi
Sebuah perjalanan melalui Mahkamah Agung sebenarnya kursus simbolis terhadap Pencerahan. Tujuan “akhir” dari perjalanan ini adalah untuk mencapai puncak piramida yang terletak di atap Mahkamah Agung, di atas suatu wilayah di mana “Ruang Mahakudus” akan berada dalam Bait Allah.
Pada setiap sisi apeks piramida adalah sebuah lubang yang mewakili “All-Seeing Eye” dari Arsitek Besar masonik (lihat kebalikan dari Great Seal Amerika Serikat).
Piramida dengan All-Seeing Eye
Mari kita pergi melalui “jalan” untuk mencapai iluminasi (pencerahan).

Kegelapan ke Cahaya Bintang
Salah satu jalan masuk ke Mahkamah Agung seperti menemukan diri kita di daerah gelap, di depan sebuah tangga yang mengarah ke sumber cahaya.
Dengan naik tangga, pengunjung secara bertahap naik dari kedalaman kegelapan mencapai sinar matahari yang mulia. Ada tepat tiga kali 10 langkah, sebanyak 30. Mereka mewakili 30 derajat pertama Freemasonry, dimana secara bertahap diambil dari kedalaman kehidupan material (gelap) untuk kebijaksanaan dan penerangan (cahaya). Kita tahu bahwa Freemasonry terdiri dari total 33 derajat dan kita kemudian akan melihat di mana kita dapat menemukan tiga derajat terakhir dalam struktur. Di sisi kanan tangga adalah batuan tua mengingatkan pada tembok Yerusalem kuno, sementara di sebelah kiri adalah dinding mulus dan modern. Ini merupakan sifat ajaran-ajaran gaib yang abadi, yang telah dikirimkan sejak zaman kuno sampai hari ini.
Kita dapat melihat Yerusalem setelah menaiki tangga Pencerahan
Tertanam di lantai adalah sebuah garis, membimbing musafir ke pintu perpustakaan, ditempatkan tepat di bawah piramida.

Perpustakaan
Lantai kedua Perpustakaan
Perpustakaan ini dibagi dalam tiga tingkat, secara simbolis mewakili tiga derajat terakhir dari Freemasonry (31, 33 32 dan kehormatan). Tingkat pertama adalah diperuntukkan bagi pengacara, kedua diperuntukkan bagi para hakim dan buku-buku pada tingkat ketiga hanya dapat dibaca oleh hakim pensiun. Cara perpustakaan fungsi – di mana beberapa informasi adalah hak eksklusif dari beberapa yang dipilih – secara langsung berhubungan dengan fungsi perintah gaib, di mana ajaran gelar tertentu hanya dapat diberikan jika telah berhasil menyelesaikan derajat sebelumnya.
3 tingkat perpustakaan
Perpustakaan ini berisi hukum, peradilan, karya-karya filsafat dan spiritual. Tidak ada keraguan bahwa “dicadangkan” buku berisi banyak pengetahuan esoterik. Tepat di atas tingkat yang lebih tinggi dari perpustakaan (mewakili tingkat 33 Masonry) adalah dasar piramida. Di sinilah Freemasonry simbolis berakhir dan urutan tersembunyi dari Illuminati dimulai.
Piramida terlihat dari dalam
Kanan bawah puncak piramida, di lantai, kita dapat menemukan pola geometri suci…
Sacred Geometry
Jerry Golden telah disebutkan bahwa kristal tertanam tepat di tengah pola, tepat di bawah mata piramida. Tanda apa itu?


Hakim Membawa Pencerahan
Pintu masuk dari ruang sidang yang dikatakan menyerupai makam kuno Yahudi. Lubang di atas pintu dimaksudkan untuk mengizinkan jiwa untuk meninggalkan ruangan. Juga perhatikan kontras antara lama dan baru.

Sel-sel penjara, ruang sidang dan tempat hakim ditempatkan satu di atas yang lain, melambangkan sifat tiga kali lipat dunia. Para narapidana terjebak dalam sel, melambangkan penjara dunia material yang lebih rendah. Ruang sidang, ditempatkan tepat di atas sel-sel penjara, mewakili dunia “lebih tinggi” di mana keilahian akan berhubungan dengan manusia:
Ruang sidang
Dalam ruang sidang, para hakim diterangi oleh sumber cahaya alami. Jadi para hakim, mendengar memohon massa duduk di sana dengan cahaya ilahi terus bersinar atas mereka. Setelah sidang, hakim pensiun ke tempat tinggal mereka, terletak tepat di atas ruang sidang. Mereka secara simbolis “naik” ke dunia ilahi. Ketika keputusan diambil, mereka “turun” untuk membawa cahaya ke dunia yang lebih rendah.


Simbol Fertilitas

Di luar ruang sidang adalah sebuah tangga menuju ke tingkat yang lebih rendah. Kuil gaib tidak akan lengkap tanpa kedua fitur berikutnya.
Simbol kesuburan
Di tengah tangga adalah berbentuk piscis Kandung (mewakili alat kelamin wanita) “ditembus” oleh kolom (tiang simbol). Ini merupakan simbol kesuburan jelas, kesatuan prinsip-prinsip laki-laki dan perempuan. Sejumlah candi gaib menyisipkan simbol kesuburan di lantai yang lebih rendah (lihat Bangunan Legislatif Manitoba). Tapi tunggu, biasanya ada sebuah rotunda bersama dengan simbol kesuburan.


Oh, itu dia.
Beberapa bangunan okultisme menyembunyikan bintang Ishtar (simbol kesuburan) di pusat di bawah rotunda. Apakah tersembunyi di sana?


Di luar

Bagian luar Mahkamah Agung berisi banyak fitur simbolis. Cukup ikuti batu “Dorothy de Rothschild” untuk melihat kemana ia menuntun Anda.
Tugu
Obelisk
Ini adalah rumpun Dorothy de Rothschild. Obelisk adalah yang paling umum digunakan dan simbol okultisme yang paling mencolok digunakan di seluruh dunia. Di Mesir kuno, pemujaan terhadap simbol ini phalik dikaitkan dengan dewa Osiris, yang dipotong di 13 potong oleh Seth. Isis bepergian jauh dan di luar untuk mengambil semua bagian tubuh Osiris ‘dan berhasil, kecuali satu bagian tubuh, penis, yang ditelan oleh ikan. ” lingga hilang” dengan demikian mewakili energi jantan, dan hampir selalu ditempatkan (seperti dalam kasus ini) di dalam lingkaran, yang merupakan alat kelamin betina dan energi. Obelisk di tengah lingkaran merupakan tindakan seksual dan penyatuan kekuatan yang berlawanan. Dalam dunia modern kita, obelisk yang ditemukan pada hampir semua landmark yang penting, dan dengan demikian menjadi simbol kekuasaan dan elite gaib. Dan jika kalian perhatikan, bentuk simbol obelisk ini sama dengan tugu yang terletak di tengah-tengah sumur jumrah, tempat muslim seluruh dunia melemparkan batu saat haji atau umrah sebagai simbol perlawanan terhadap setan.


Courtyard
Halaman terasa seperti zen, indah. Sebuah sumber air terus bergelembung dan streaming melalui jalan sempit menuju sebuah batu aneh. Dokumentasi resmi Mahkamah Agung mengatakan bahwa halaman itu merupakan representasi fisik dari ayat dari Mazmur 85:11:
“Kebenaran mata air dari bumi, Dan kebenaran terlihat turun dari surga”
Kantor sang hakim mengabaikan halaman, sehingga mereka secara simbolis “melihat ke bawah dari surga”. Aliran air berjalan lurus dan berakhir tepat di bawah batu aneh dan misterius.
Apa hal ini dan mengapa “kebenaran yang muncul dari bumi” memimpin ke arah itu? permukaan halus Batu mencerminkan gambaran menyimpang dari halaman. Apa yg mewakili hal ini?


Salib yang diinjak-injak
Salib yang diinjak-injak
Di pusat fasilitas parkir jalur berbentuk seperti salib Kristen. Jerry Golden telah disebutkan bahwa salib ini telah secara khusus ditempatkan untuk diinjak-injak oleh pengunjung. Ia paling mungkin benar. Dalam gedung tempat simbolisme rohani memerintah tertinggi, ada kemungkinan kecil yang secara efektif tata letak jalur tersebut belum sepenuhnya dipikirkan oleh arsitek. Dengan kata lain, ini tidak dapat hanya kebetulan. Para pengunjung harus menuruni tangga – simbolis “turun” untuk menurunkan bola – untuk mencapai salib. Seperti Anda mungkin telah menyadari, pentingnya tindakan naik dan turun di gedung ini sangat penting. Ini bukan pengecualian.

Okultisme masyarakat rahasia secara historis telah bertentangan dengan gereja Kristen yang berulang kali dianiaya dan menuduh mereka dari segala macam ajaran-ajaran sesat. Selama Abad Pertengahan-Ksatria Templar (nenek moyang Freemasonry) telah dituduh oleh Uskup Agung Canterbury dari perbuatan anti-Kristen banyak, termasuk “menginjak Salib di bawah kaki” selama proses inisiasi mereka. Apakah mereka menusuk kembali kekristenan dengan simbol ini?


Delima
Delima tergeletak di lantai mungkin tampak sangat tidak penting bagi kebanyakan manusia. Namun mereka memegang makna khusus untuk Misteri dan Freemasonry.
“Diantara Misteri kuno, delima ini juga dianggap sebagai simbol ilahi yg bermakna khusus sehingga penjelasan yang benar tidak dapat dibocorkan. Itu disebut Cabiri “rahasia terlarang” dewa-dewa dan dewi Yunani . Digambarkan memegang buah atau bunga dari delima di tangan mereka, jelas untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pemberi hidup. Delima ditempatkan pada pilar Yakhin dan Boas berdiri di depan Raja Bait Salomo, dan atas perintah TUHAN, bunga delima adalah sulaman pada bagian bawah efod Imam Besar itu ”
-Manly P. Hall, Ajaran Rahasia Semua Zaman
Seperti yang dikemukakan oleh Hall, delima ditempatkan di atas dua pilar berdiri di depan Bait Salomo. Jika Anda memiliki pengetahuan minimal ajaran Masonik, Anda tahu bahwa Bait Allah dan tiang bernama Yakhin dan Boas adalah seorang yang sangat penting.
“Para ibu yang diperkaya dengan buah delima dari perunggu, ditutupi oleh perunggu-kerja bersih, dan dihiasi dengan karangan bunga dari perunggu, dan tampaknya memiliki meniru bentuk kapal-benih bunga lily lotus atau Mesir, yang merupakan simbol suci bagi Hindu dan Mesir. ”
-Albert Pike, Moral dan Dogma
Kita tahu bahwa para Mason sabar menunggu hari mereka akan membangun kembali Bait Allah atas dasar aslinya – Candi Gunung, Yerusalem. Apakah itu buah delima menunggu untuk ditempatkan di pilar dari Kuil berikutnya?
Sumber :http://aneh92.blogspot.com

About Me

My photo
E-Mail : rizky_prakoso2000@yahoo.com Mobile No : 0812-7627-9991

Info

Followers

Powered by Blogger.

 
Illumination 666 powered by blogger.com
Design by Simple Diamond Blogger Templates